Minggu, 23 Maret 2014

6 Jurus Ampuh Berdagang cara Rasulullah, Untuk Meningkatkan Omset Penjualan

"Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang yang beharap kepada Allah, hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah."   -QS. Al-Ahzab:21-

Rasulullah Saw pandai dalam segala hal alias multi-talent(serba bisa).  Hal ini telah dibuktikan dengan kemahirannya dalam berdakwah, mengatur strategi perang, pemimpin pemerintahan, dan pandai dalam berbisnis(berwirausaha).
pada usia 12 tahun, untuk pertama kalinya Beliau diajak pamannya, Abu Thalib berdagang keluar tanah arab, yaitu ke daerah Syam.  Pada usia remaja itulah , Beliau menyadari bahwa pamannya bukan orang kaya namun memiliki beban keluarga yang cukup besar, oleh karena itu , Beliau kemudian berpikir untuk berusaha meringankan beban pamannya dengan berdagang.
Walhasil , sekitar usia 24 tahun, beliau merupakan salah satu orang yang cukup kaya di Mekkah.  dari hasil berdagang banyak orang mempercayakan dagangan kepadanya.
Jadi bagaimana sebenarnya jurus ampuh Beliau dalam menjual produk-produknya sehingga omset penjualannya  tinggi ?  Inilah 6 jurus Rasulullah sehingga para konsumen tertarik untuk membeli dagangan beliau.

1.  Pedagang yang Jujur
          Muhammad muda dikenal dengan julukan Al- amin(yang terpercaya).  Sikap ini tercermin saat Beliau berhubungan dan berinteraksi dengan customer maupun suplayer.  Ketika memasarkan produknya , Beliau menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan produk tersebut dengan ramah dan sabar, tidak ada yang beliau tutupi . Kejujuran dan karamahan adalah brand-Nya. itulah yang membuat dagangan Beliau selalu laris

2.  Pedagang yang Adil
         Beliau bersikap adil terhadap konsumen, jeli dan memahami keinginan konsumen, sehingga para konsumen tidak merasa dikucilkan atau diabaikan.  Beliau tidak bersikap cemberut dan bermuram durja ketika ada pembeli yang rewel.  Beliau mencintai customer seperti dirinya sendiri. itu sebanya, Beliau melayani pelanggan dengan sepenuh hati dan sama baiknya tidak boleh pilih kasih.

3.  Pedagang yang Arif dan Bijaksana
        Kearifan dan kebijaksanaan Nabi Saw dalam berdagang nampak pada konsistensi Beliau dalam memenuhi janji.  Pernah beliau marah saat ada pedagang mengurangi timbangan, pedagang tersebut tidak menepati janjinya sebagaimana kesepakatan.  Pedagang yang mengurangi timbangan telah termasuk orang yang tak memberikan hak orang lain yang seharusnya diberikan. sebagai tambahan wawasan berikut ada tanya jawab tentang kebijaksanaan dalam menjual dan membeli.
 Apakah yang di maksud bijaksana dala menjual ?
 - Maksudnya , bila proses perdagangan berlangsung, mereka tidak berbelit belit, tidak menipu dan tidak mengambil harta orang lain dengan cara yang batil
Apakah yang dimaksud bijaksana dalam membeli ?
-  Maksudnya Allah menyukai orang orang yang mudah dalam membeli, yang tidak kasar, tidak menipu atau menekan si penjual untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari yang seharusnya. kalaupun tidak ada niat untuk membeli tak perlu basa basi, memasang wajah pura pura mau membeli, menanyakan dan menawar harga yang berlebihan, padahal niatnya hanya iseng

4.  Pedagang yang Sederhana
       Pedagang yang sederhana (low profile) cenderung nyaman untuk dilihat dan diajak bernegosiasi daripada pedagang yang nampak 'wah' penampilannya. kesederhanaan Rasulullah  membuat siapa saja merasa tenang dan merasa dihargai ketika berhadapan langsung dengan beliau.  Tidak melebih-lebihkan kualitas produk, alias menyampaikan kondisi barang apa adanya termasuk kesederhanan dalam berdagang. Lebih memilih keuntungan kecil tapi berkah daripada Keuntungan besar tidak barokah.

5.  Pedagang yang Penuh Rasa Syukur
       Dalam pasang surut usaha, ada kalanya barang dagannya tidak laku, ada pula yang semua dagannya habis terjual.  Pedagang pun selalu berhadapan pada laba-rugi.  Ketika seseorang tengah mengalami kegagalan atau rugi dalam usahanya, seringkali memicu rasa frustasi dan putus asa 
Nabi Muhammad saw  adalah ahli syukur, seberapapun hasil dagangan yang diperoleh Beliau senantiasa menyukurinya.  Sabdanya " Barangsiapa tidak menyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak."(HR. muslim). sekecil apapun nikmat yang diberikan Allah SWT, Beliau sangat menghargainya

6.  Pedagang yang Dermawan
         Nabi Muhammad Saw tersohor dengan kepribadian dermawan.  Semasa menjadi pedagang ia sering memberikan keringanan kepada konsumen.  Perilaku kedermawannya bagaikan tidak pernah takut miskin, dalam berdagang tak pernah takut akan rugi atau bangkrut.
Beliau setia berinfak dan bersedekah kepada fakir miskin dan hartanya yang dimiliki disediakan untuk jalan Allah SWT.


      
       

























1 komentar: